Memahami Relay dan Bentuk Rangkaiannya di Arduino

Baringin
By -
0

 Pendahuluan


   

 Selama ini kita telah membahas bagaimana membuat rangkaian elektronika untuk mengontrol LED di arduino. Kita tahu bahwa daya maksimal yang dapat di tampung oleh circuit Arduino adalah 5 v yang sangat cocok untuk menghidupkan lampu LED, Itupun kita perlu media penghambat agar lampu LED tidak rusak.

    Namun dapatkan arduino dengan daya 5 v tersebut menghidupkan bola lampu 5 w? Tentu jawabannya adalah tidak. Sebab bola lampu lima wat membutuhkan 100 lebih volt. Nah bagaimana dengan bola lampu di atas 5 w, tentu daya yang dibutuhkan sangatlah besar pula. Jika kita nekat mencolokan atau menyambung circuit arduino dengan listrik secara langsung tampa adapter sudah barang pasti circuit akan terbakar.

    Lalu bagaimana solusinya untuk mengatasi hal tersebut?

    Dunia elektronika menciptakan alat elektro untuk mengatasi hal tersebut dengan menciptakan alat bernama relay. Relay adalah komponen elektronik yang memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai sistem elektrik dan elektronik. Relay berfungsi sebagai sakelar elektromagnetik yang dapat mengontrol aliran listrik pada rangkaian. 

    Menurut Wikipedia, Relai adalah suatu peranti yang menggunakan elektromagnet untuk mengoperasikan seperangkat kontak saklar. Susunan paling sederhana terdiri dari kumparan kawat penghantar yang dililit pada inti besi.

    Lalu apa perbedaan antara relay dengan saklar? Sebenarnya cukup mudah membedakan di antara keduanya. Relay adalah komponen yang dapat dijalankan hanya dengan tenaga listrik sedangkan saklar adalah komponen listrik yang digunakan untuk memutus dan menghubungkan aliran listrik.

    Perhatikan bentuk rangkaian Relay di bawah ini:


Fugsi relay

Secara umum relay berfungsi sebagai komponen yang dapat mengubah arus listrik kecil menjadi aliran yang lebih besar dengan memanfaatkan tenaga elektromagnetisme. Berikut beberapa manfaat relay di dalam kehidupan sehari hari Relay

1. Pengendali arus listrik kendaraan

2. Pengontrol panel listrik

3. Perantara kontaktor PLC(Programmable logic controller)

4. Melindungi kelistrikan klakson

5. Mengontrol motor AC

6. Sistem kontrol digital


Jenis-Jenis Relay

    Sebenarnya ada banyak jenis dari relay yang dijual di pasaran. Namun jenis relay berdasarkan ketetapan nasional adalah sebagai berikut:

  1. Single Pole Double Throw (SPDT Relay) => Relay yang mempunyai total 5 buah terminal, diantaranya 3 buah terminal untuk saklar sedangkan 2 buah lainnya digunakan sebagai coil.
  2. Single Pole Single Throw (SPST Relay) =>Relay yang mempunyai total 4 relay, di mana 2 terminal digunakan untuk saklar sedangkan 2 sisanya digunakan sebagai coil.
  3. Double Pole Double Throw (DPDT Relay) =>Relay yang memiliki total 8 terminal. 6 buah terminal diantaranya menjadi 3 pasang terminal yang dikontrol oleh sebuah coil sedangkan 2 buah sisanya adalah sebagai coil.
  4. Double Pole Single Throw ( DPST Relay)=>Relay yang memiliki total 6 relay dimana 4 buah terminal digabung menjadi 2 terminal dan 2 sisanya adalah sebagai coil.


Rangkaian Relay 1 Chanel

    Agar lebih paham lagi, mari kita coba merangkai relay tersebut. Disni anda diberikan 2 opsi, merangkai dengan LED atau merangkai dengan Lamp. Jadi bahan yang anda siapkan:

  1. Circuit Arduino Uno
  2. Relay 1 Chanel
  3. Board
  4. LED
  5. Resistor
ATau
  1. Circuit Arduino Uno
  2. Relay 1 Chanel
  3. Bola lampu
  4. Colokan Listrik
  5. Kabel
  6. Obeng

Buatlah rangkaan seperti berikut(Pilih salah satu saja).


    Buka IDE Arduino dan ketikkan Code berikut:


const int relay =13;

void setup()
{
  pinMode(relay, OUTPUT);
}

void loop()
{
  digitalWrite(relay, HIGH);
  delay(1000); // Wait for 1000 millisecond(s)
  digitalWrite(relay, LOW);
  delay(1000); // Wait for 1000 millisecond(s)
 
}

    Upload program ke circuit arduino. Lampu akan hidup dan mati. Anda dapat merubah delay pada program untuk memberikan jeda yang lebih lama lagi.

Penutup

Tags:

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)